Kami tidak pernah menggunakan fasilitas kantor untuk membuat BLOG ini,,,,

Kamis, 26 Januari 2012

kehidupan pengamen dan anak jalanan yogyakarta

pernahkah anda berpikir,lebih hebat manakah kita dengan anak jalanan dan pengamen di yogyakarta??apakah kita lebih hebat??


Mungkin bila kita melihat orang jalanan / pengamen yang selalu yang ada di benak kita adalah anak kita yang kotor, kumuh, dan nakal.
Memang semua itu benar, tapi ada suatu hal yang lebih berharga di balik semua itu,Anak jalanan /pengamen mempunyai suatu keistimewaan yang tidak kita miliki. Apa keistimewaannya? Tiap hari mereka mampu melawan kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu mencari uang untuk hidup 1 hari. walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap bersyukur dan tak mengenal kata “putus asa” untuk kembali berjuang pada hari-hari selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari merasakan kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat ini. Sekarang lebih hebat manakah ?kita atau anak jalanan?
 
sekilas tentang anak jalanan
Quote:
Selintas Fakta Anak Jalanan Perempuan di Kota Jogyakarta

Berangkat dari pengalaman melihat realitas, mendengar dari para pakar dan membaca dari pemberitaan media bahwa masalah yang dihadapi anak jalanan sangat kompleks dan rumit. Dari latar belakang mereka ke jalan, situasi yang penuh ancaman kehidupan jalanan, serta berbagai bentuk depresi sosial ekonomi, kultural dan psikologis. Semua itu saling terkait membangun pola perilaku dan kematangan emosi bagi anak2. . Bagi anak jalanan perempuan, disamping ia menerima sederet karakter yang diberikan masyarakat juga tidak bisa melepaskan diri dari statusnya sebagai perempuan. Sebagai gadis jalanan dengan kodratnya sebagai perempuan (menstruasi, hamil dan melahirkan), ia sangat rentan dengan tindak kekerasan, perkosaan dan pelecehan seksual. Abstraksi ini tidak akan mengupas secara teoritis keberadaan anak jalanan perempuan. Tetapi adalah awal bercerita tentang pergaulan dengan anak-anak jalanan perempuan di Kodya Yogyakarta. Barangkali terlalu jauh kalau diberi label penanganan terhadap anak jalanan perempuan, oleh karena itu bahasa yang kami gunakan adalah berkawan dengan anak jalan perempuan.

Sebagai langkah permulaan untuk berkawan lebih dekat dengan mereka adalah menjalin persahabatan dan pertemanan sebagaimana umumnya terjadi. Adalah hal yang wajar bila kemudian dalam perkawanan, masing- masing terlibat dalam perbincangan diseputar kehidupan mereka, latar belakang mereka, dan peristiwa-peristiwa yang mereka alami. Hingga akhirnya dapat saya ketahui mengapa mereka ke jalanan. Pada umumnya mereka berangkat dari ketidak harmonisan dalam keluarga, percekcokan orangtua, salah satu dari orangtua meninggal sehingga harus menikah lagi, perceraian, situasi kemiskinan, anak kesulitan menyesuaikan diri. Beberapa anak berangkat dari kekecewaan hubungan lawan jenis yang terlanjur. Juga karena pergaulan dengan anak jalanan yang akhirnya membawa mereka ke kehidupan jalanan.

Bagaimana kehidupan mereka di jalan? Mereka menganggap jalanan adalah komunitas mereka, bagian dari kehidupan mereka. Toh demikian, tidak dapat dipastikan juga dimana mereka selalu berada, mereka sering berpindah-pindah tempat. Ada beberapa tempat sebagai alternatif mereka mangkal. Toilet umum didepan Hotel Mutiara, Pom bensin jalan Mangkubumi, Taman kawasan Shopping, alun-alun utara dan Purawisata. Beberapa diantara mereka sering mangkal di Pantai Samas. Pada umumnya mereka dipelihara oleh orang laki-laki atau anak- laki- laki yang hidup disekitar tempat mereka mangkal. Biasanya laki-laki akan membayar makan dan minum gadis-gadis jalanan. Bahkan beberapa dari mereka menawarkan untuk membiayai sekolah bila mereka kembali ke sekolah. Hubungan antara gadis-gadis jalanan dengan laki-laki yang memberi mereka makan, atau yang berstatus pacar tidak menutup kemungkinan terjadinya hubungan seksual. Seks menawarkan dua hal bagi mereka; kenikmatan hubungan dan pemeliharaan.
Quote:
Dari gambaran singkat mengenai tingkah laku, pola pergaulan di jalanan, pergaulan dengan lawan jenis tersebut, saya mencoba melihat masalah-masalah yang sering dihadapi oleh anak jalanan perempuan adalah:

1. Kekerasan seksual


Hampir seluruh anak jalanan perempuan pernah mengalami pelecehan seksual terlebih bagi anak yang berusia remaja dan tinggal di jalanan. Ketika tidur, kerapkali mereka menjadi korban dari kawan-kawannya atau komunitas jalanan, misalnya digerayangi tubuh dan alat vitalnya. Bentuk kekerasan lain adalah perkosaan. Anak jalanan perempuan juga diketahui rentan menjadi korban eksploitasi seksual komersial yang meliputi prostitusi, perdagangan untuk tujuan seksual dan pornografi. Kasus pornografi terhadap anak jalanan diduga juga terjadi. Namun sejauh ini belum ada data-data yang mengungkapkan hal tersebut.

2. Pergaulan Seks Bebas


Seks bebas telah diketahui publik menjadi bagian dari kehidupan anak jalanan. Berbagai hasil penelitian anak jalanan yang ada semakin memperkuat pandangan semacam itu. Berdasarkan pengalaman selama berinteraksi dengan anak jalanan biasanya anak yang memiliki pengalaman seksual berumur 15 tahun ke atas, namun sebagian dari anak yang berumur dibawah 14 tahun juga sudah ada yang memiliki pengalaman melakukan hubungan seksual. Perilaku seks bebas menyebabkan anak jalanan rentan terhadap ancaman terinveksi PMS dan HIV/AIDS dan bagi anak jalanan perempuan resiko kehamilan menjadi tinggi.

3. Penggunaan drugs

Sebagian besar anak jalanan telah mengkonsumsi minuman keras, pil dan zat-zat adiktif lainnya secara rutin. Ini tidak terbatas pada anak jalanan laki-laki saja melainkan juga anak perempuan. Menurut Huijben (1999), hal yang mendorong mereka mengkonsumsi karena dianggap sebagai jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Selain itu sebagian anak menggunakannya untuk menumbuhkan keberanian saat melakukan kegiatan di jalanan.
Ada berbagai cara bagi mereka untuk mendapatkan drugs, seperti membeli, meminta, diberi dan merampas. Pada beberapa kasus, anak mencoba mencari barang-barang yang murah, misalnya mengkonsumsi kecubung dan menghisap lem aica aibon.
Quote:
itu hanyalah sekelumit kisah tentang anak jalanan perempuan di yogyakarta,,,
bagaimana kita menyikapinya???
Quote:
untuk dapat memberikan perlindungan dan advokasi yang lebih maksimal terhadap anak jalanan perempuan, program rumah singgah menjadi sangat relevan, tapi dalam pelaksanaannya harus dikelola sebagai suasana sanggar agar aspek psikologis anak merasa nyaman untuk tinggal dan belajar. Melalui Program Rumah Singgah, pola pendidikan dan pembinaan kepada anak jalanan dapat dijalankan secara komprehensif, dan semua materi pendidikan dan pembinaan mengarah pada upaya pencapaian life skill anak. Beberapa hal yang bisa dikembangkan di Rumah singgah adalah sebagai berikut;

- Pendidikan kemampuan asar membaca, menulis dan berhitung

- Pengembangan wawasan umum anak agar memiliki wawasan yang luas sehingga mampu membangun relasi dan berkomunikasi dengan berbagai kalangan

- Pengembangan skill berbasis potensi dan minat anak. Melalui kegiatan ini, anak dibekal dengan sebuah keterampilan khusus yang sesuai dengan potensi dan minatnya, dan dengan keterampilan khusus tersebut dia mampu membangun kemandiriannya. Pengembangan skill ini misalnya, belajar aneka masakan, belajar menjahit, belajar handycraft, dsb
- Pengembangan mental,selain untuk membangun rasa percaya diri, pengembangan mental ini sangat diperlukan agar pola hidup dan prilaku anak tidak berbenturan dengan norma umum. Hal ini dilakukan sebagai upaya rehabilitasi mental mengingat budaya jalanan telah membentuk karakter mereka & mereka tumbuh dan berkembang dlm budaya jalanan tersebut.
Quote:

komentar TS...

banyak diantara kita yang menemui beberapa anak jalanan atau pengamen jalanan yang sekedar meminta2 belas kasihan kita.ada yg mengamen,ada yg meminta2,ada yg bermodalkan lap kecil untuk membersihkan kotornya mobil/motor kita.tapi seakan kita memang agak mengabaikannya,mungkin kita berpikir " masih kecil kok udah minta2,cuma modal kecrekan(alat musik buatan) aja"saya yakin hampir semua ada yg berpikiran begitu,tapi bagaimanapun mereka melakukan itu hanya untuk satu tujuan,yaitu bertahan hidup di kota yogyakarta,,faktor ekonomi lah yang memaksa mereka untuk berbuat seperti itu.

banyak pengamen2 yang memang mempunyai bakat asli di bidang musik,,
contohnya video ini,,coba anda resapi,dan lihat apakah mereka pantas hidup di jalanan???


ya itulah sekilas tentang pengamen malioboro,mereka mencari uang dengan menyalurkan bakatnya di bidang musik,hanya untuk bertahan hidup,
pernah terbesit di pikiran saya,bagaimana jika mereka diberikan suatu wadah untuk menyalurkan bakat mereka?
mungkin bisa membuat semacam "konser amal pengamen yogyakarta"
saya yakin kita sebagai kaskuser yogyakarta bisa melakukan hal ini,
kalau bukan kita dan LSM??siapa lagi??

banyak diantara mereka yang benar2 mempunyai bakat musik yang luar biasa,,
video diatas mungkin hanya merupakan contoh kecil kehidupan pengamen di yogyakarta.

silahkan bagi kaskuser semua mungkin ada yang berpendapat,
memang pasti akan ada muncul pro dan kontra
tapi ini jenenge diskusi
saya hanya sekedar share aja,
 
kaskus.us

Selasa, 24 Januari 2012

Kisah Pebisnis Berusia 16 Tahun, Farah Farce

Dialah Farah Farce, seorang remaja cerdik berusia 16 tahun yang sudah pandai berbisnis. Remaja kelahiran 22 April 1995 bernama asli Farah Kemala Qurratu’aini ini telah memulai usaha mengimpor produk-produk fesyen bermerek dari berbagai Negara di Asia sejak duduk di bangku kelas 9 SMP. Hebatnya, bisnis tersebut ia lakukan tanpa modal.

Kisah ini berawal dari kesukaan Farce akan produk branded sneakers. Ia rela berburu sneakers hingga harus memesannya dari luar negeri melalui teman yang baru ia kenal saat mengikuti bimbingan belajar. Karena menggunakan sistem pre order, Farce harus menunggu pesanannya tersebut. Setelah menunggu cukup lama, pesanan sneakers yang ia nanti-nantikan tersebut tak kunjung datang. Farce akhirnya geram dan menanyakan kembali pesanannya ke sang penjual. Bukannya memberikan solusi, si penjual yang kala itu juga masih duduk di kelas 9 SMP malah meminta Farce untuk menghubungi langsung ke importir aslinya yang ternyata juga berdomisili di Indonesia. “Aku kaget, Aku pikir orangnya (penjual sneakers) perantara langsungnya dari sana. Tapi ternyata dia juga melalui perantara disini.” Jelas Farce.

Farce mengembang senyum setelah sneakers yang ia pesan dari temannya itu ia terima. Ia juga merasa sneakers pertamanya tersebut sulit ditemui di pasaran Indonesia. Dari situlah Farce melihat sebuah peluang bisnis. “Kenapa ngga Gue jualin juga ini disini?” Pikirnya. Berbekal kepercayaan diri yang tinggi, Farce pun akhirnya menawarkan diri kepada sang importir untuk mau bekerja sama dengannya.

Farce yang sejak SD sudah hobi berjualan, memulai bisnis pertamanya dengan melalukan pemasaran melalui situs jejaring sosial, Facebook. Ia memajang foto-foto produknya dengan teaser khas bahasa anak sekolahan. Tak ayal, ‘masa percobaan’ yang diberikan sang importir dalam sebulan berhasil dilewati Farce dengan menjual ± 15 pasang sepatu impor.

Drop Ship

Dalam perjanjian bisnisnya, Farce menawarkan sistem drop ship kepada sang importir. Drop ship merupakan sistem perdagangan yang paling banyak digunakan oleh para pedagang online Indonesia. Sistem drop ship memberikan kemudahan bagi para pedagang online yang tidak memiliki modal yang besar atau bahkan tidak bermodal. Mereka hanya perlu melakukan pemasaran seluas-luasnya. Saat pesanan datang, mereka dapat meminta para pembeli melakukan pembayaran di muka. Jika pesanan dan pembayaran sudah diterima, para pedagang online tersebut tinggal melakukan pesanan ke para supplier. Pengemasan dan pengiriman ke para pembeli sepenuhnya dilakukan oleh supplier.

Berbeda dengan Farce, meski dirinya juga melakukan sistem drop ship dalam bisnisnya. Ia tetap melakukan quality control sebelum produk-produk yang berhasil dijualnya dikirimkan ke alamat pembeli. “Gimanapun semua barang harus transit ke rumah Aku dulu. Setelah Aku cek barang ini bagus, baru Aku kirim ke alamat pembeli. Kalau barangnya jelek, Aku kembalikan kesana. Jadi prosesnya dari supplier di luar negeri, ke rumah Aku, baru ke alamat pembeli. Aku ngga mau jualan barang jelek sampe mengecewakan pelanggan.” Tegasnya.

Kini Farce tak lagi mengandalkan importir yang ia kenal pertama kali saat memulai bisnisnya. Ia telah berhasil melakukan perdagangan langsung dengan beberapa pemasoknya di Cina, Inggris, Singapura, Vietnam dan Thailand. Produk-produknya pun beragam, tak hanya sneakers, Farce juga sudah mulai merambah beberapa merek produk-produk fesyen lainnya melalui http://farahfarce.blogspot.com/. Yang ia nanti kini adalah kesuksesan..


***

Mentoring Pemasaran Oleh Jaya Setiabudi

Inilah Farce, selain pandai berbisnis. Ia juga cerdik bergaul. Tak hanya di dunia nyata, ia juga memanfaatkan Twitter sebagai alat untuk memperkenalkan dirinya kepada para pengusaha dan motivator terkenal.

Ia ingin tahu caranya orang hebat berusaha, Farce yang menggunakan username @farceee iseng-iseng membaca timeline Twitter seorang milyuner inspiratif, Bong Chandra. “Waktu itu gara-gara ada orang yang retweet tweet-nya Bong Chandra. Nah, Aku baca deh tuh timeline-nya Bong Chandra.” Cerita Farce. Dari timeline Twitter Bong Chandra, secara tak sengaja Farce akhirnya menemukan profil Putu Putrayasa, Nyoman Sukadana, Joe Hartanto, dan Citra Hafiz lalu berkenalan via Twitter. Setelah berkenalan dengan para pengusaha tersebut, tak lama kemudian Citra Hafiz yang akhirnya mengenalkan Farce melalui Twitter kepada Director of Young Entrepreneur Academy, Jaya Setiabudi.

Perkenalan Farce dengan Jaya Setiabudi sangat singkat dan hanya melalui media online. Namun Farce sepertinya berhasil membuat Jaya Setiabudi terpukau karena usianya yang sangat belia namun sudah memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat. Pantas saja jika penulis buku ‘The Power of Kepepet’ tersebut hingga mau memberikan mentoring langsung tentang dunia pemasaran kepada Farce.

Farce kini semakin ‘pede’. Apalagi ia memiliki cita-cita ingin berkuliah ke Eropa tanpa bantuan dari orang tuanya. Ia merasa usahanya harus lebih giat lagi hingga dalam waktu dekat ini Farce akan segera merilis sebuah merek sepatu yang diberi label “Farce” yang akan ia distribusikan ke seluruh Indonesia.

Tak hanya itu, remaja yang seminggu lagi akan merayakan ulang tahunnya yang ke-16 tahun ini juga telah dipercaya seorang pengusaha untuk mengurusi sebuah Event Organizer yang khusus menyelenggarakan pesta sweet seventeen. Bagaimana dengan Anda?

kaskus.us
 

Workshop ITSC Copyright © 2012 -- Template created by Aldoisme -- Powered by Aldoisme Community